search

google translate

Senin, 16 Agustus 2010

Berbagi Data di Jaringan dengan Samba dan NFS

Komputer yang terhubung di jaringan dapat dengan mudah saling bertukar data dengan komputer lainnya di jaringan melalui fasilitas file sharing. Perbedaan sistem operasi dan besar data juga bukan halangan. Bagaimana caranya? Simak artikel berikut ini.

Sistem operasi Linux cukup kaya akan fasilitas berbagi data (file sha ring). Hal ini memudahkan pengguna Linux memilih metode yang sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh, agar data di sistem Linux bisa diakses oleh Windows atau sebalik nya, pengguna dapat menggunakan fasilitas Samba. Apabila tujuannya adalah berbagi data antarsesama sis tem Linux (UNIX), tersedia opsi lainnya, yaitu menggunakan fasilitas NFS (Network File Sys tem).

Pada pembahasan mengenai kedua me tode berbagi data (file sharing) tersebut, seperti biasa, digunakan beberapa aturan standar. Misalnya, penulisan prompt $ yang menunjukkan pe rintah dikerjakan sebagai user biasa. Sementara itu, penulisan prompt # menunjukkan perintah dilakukan sebagai root. Sebagai ilustrasi sis tem Windows, digunakan Windows 2003 Server. Adapun untuk keluarga Linux, digunakan distribusi sistem Fedora 9 dan Cent OS 5.3.

Berbagi file antara Windows dan Linux dengan Samba
Nama Samba mungkin terdengar unik. Nama ini diambil dari protokol milik Windows, yaitu SMB (Server Message Block). Program Samba sendiri terdiri atas server dan client. Logika metode berbagi data ini sederhana. Apabila Windows yang hendak mengakses data di Linux, kita perlu menyiapkan iapkan server Samba di Linux. Sebaliknya, jika data yang diakses ada di Windows, maka digunakan program client Samba di Linux.

Sebelum melangkah lebih jauh, perlu diingat bahwa hak akses, baik share di Sam ba maupun di Windows native, tergantung pada kombinasi hak akses share dan setting keamanan direktori. Misalnya, kita set suatu share Samba agar bisa ditulisi. Namun, jika user yang login ke Samba tidak memiliki hak tulis pada direktori tersebut di level sistem operasi, user tersebut tidak akan bisa membuat file baru atau menghapus file yang sudah ada.

Kita coba dahulu meng-install dan mengonfigurasi server Samba. Di distro ke luarga Fedora/Redhat, gunakan perintah seperti pada Tabel 1.

Contoh di atas kebetulan tidak menunjukkan perlunya meng-install paket lain. Selain paket Samba, minimal diperlukan paket samba-common. Paket ini menyediakan file-file (termasuk library) yang dibutuhkan baik bagi program client maupun server Samba.

Sebelum menjalankan server Samba, buka dulu file “/etc/samba/smb.conf” de ngan text editor. Apabila kita hendak mem buka akses terhadap direktori /tmp/data, ketik parameter-parameter berikut di file “smb.conf”:
[mydata]
comment = My Data
path = /tmp/data
browseable = yes
public = yes
writable = yes

Selanjutnya, edit juga beberapa baris atas dari “smb.conf” sehingga menjadi:
workgroup = MYGROUP
server string = Samba Server
netbios name = MYSERVER
interfaces = lo eth0
Pastikan dua baris ini tertulis seperti berikut:
security = user
passdb backend = tdbsam
Simpan perubahan yang dilakukan. Untuk memastikan tidak ada kesalahan pemakaian sintaks, periksa dengan perintah testparm:
# testparm /etc/samba/smb.conf

Apabila tidak ada pesan kesalahan dan hanya tampil parameter-parameter yang Anda setting, artinya file konfigurasi sudah benar.

Siapkan juga minimal satu account user yang nantinya dipakai untuk mengakses share Samba. Syaratnya, user account ini harus sudah ada di sistem Linux. Misalkan, kita gunakan user samba-usr:

# smbpasswd -a samba-usr
New SMB password:
Retype new SMB password:
Added user samba-usr.
Kini aktifkan daemon Samba:
# /etc/init.d/smb start

sumber: www.chip.co.id

Tidak ada komentar:

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net
Hihera.com
Computers Blogs
Technology Blogs - BlogCatalog Blog Directory